Labels

Featured 1

Curabitur et lectus vitae purus tincidunt laoreet sit amet ac ipsum. Proin tincidunt mattis nisi a scelerisque. Aliquam placerat dapibus eros non ullamcorper. Integer interdum ullamcorper venenatis. Pellentesque habitant morbi tristique senectus et netus et malesuada fames ac turpis egestas.

Featured 2

Curabitur et lectus vitae purus tincidunt laoreet sit amet ac ipsum. Proin tincidunt mattis nisi a scelerisque. Aliquam placerat dapibus eros non ullamcorper. Integer interdum ullamcorper venenatis. Pellentesque habitant morbi tristique senectus et netus et malesuada fames ac turpis egestas.

Featured 3

Curabitur et lectus vitae purus tincidunt laoreet sit amet ac ipsum. Proin tincidunt mattis nisi a scelerisque. Aliquam placerat dapibus eros non ullamcorper. Integer interdum ullamcorper venenatis. Pellentesque habitant morbi tristique senectus et netus et malesuada fames ac turpis egestas.

Featured 4

Curabitur et lectus vitae purus tincidunt laoreet sit amet ac ipsum. Proin tincidunt mattis nisi a scelerisque. Aliquam placerat dapibus eros non ullamcorper. Integer interdum ullamcorper venenatis. Pellentesque habitant morbi tristique senectus et netus et malesuada fames ac turpis egestas.

Featured 5

Curabitur et lectus vitae purus tincidunt laoreet sit amet ac ipsum. Proin tincidunt mattis nisi a scelerisque. Aliquam placerat dapibus eros non ullamcorper. Integer interdum ullamcorper venenatis. Pellentesque habitant morbi tristique senectus et netus et malesuada fames ac turpis egestas.

Sabtu, 29 September 2012

Keperawatan Transkultural

TEORI MODEL KEPERAWATAN
BERHUBUNGAN DENGAN KEPERAWATAN TRANSKULTURAL

TeoriLeininger
TeoriLeiningertentangkeragamanpelayananberdasarkankulturdanuniversalitas (1991) menyatakanbahwakasihsayangmerupakanintidarikeperawatan, dominan, karakteristik, dancirri khaskeperawatan. Ada beberapajenispelayananmanusiaberdasarkankulturdalampenerapan, proses, danbentuknya.
Faktorsosial, sepertikepercayaanklien, politik, kultur, dantradisimerupakanfaktorsignifikan yang memengaruhipelayanan, kesehatanklien, danbentukpenyakit.
TujuanTeoriLeiningeradalahmenyediakanbagiklienpelayanankesehatanspesifiksecarakultural. Untukmemberikanasuhankeperawatanbagikliendengankulturtertentu, perawataperlumemperhitungkantradisikulturklien, nilai-nilai, dankepercayaankedalamrencanakeperawatan.
Sebagaicontoh, beberapakulturpercayabahwakepaladalamsuatukomunitasharusadapadasaatmemutuskanjenispelayanankesehatansehinggatimpelayanankesehatanperlumembuatjadwalulangketikalingkunganmenginginkankepalakomunitas. Selainitu, terdapatperbedaancaraekspresi di antarakultur. Sebaagaicontoh, individuketurunan Iris tidakakanmengeluhkesakitan. Kontrasnya, individudarikulturTimur Tengah lebihmudahmengeluhsakit. Dari keduacontohtersebut, perawatperlulebihmengertikulturkliendalampraktikmenilaitingkat rasa sakitklien(misalnya, apakah rasa sakitsemakinbertambahatautetapsama?).
Peranperawatanpada transcultural nursing teory iniadalahmenjebataniantarasistemperawatan yang dilakukanmasyarakatawamdengansistemperawatanprosfesionalmelaluiasuhankeperawatan.Eksistensiperanperawattersebutdigambarkanolehleininger.olehkarenaituperawatharusmampumembuatkeputusandanrencanatindakankeperawatan yang akandiberikankepadamasyarakat. Jika di sesuaikandengan proses keperawatan, haltersebutmerupakantahapperencanaantindakankeperawatan.
Tindakankeperawatan yang diberikankepadaklienharustetapmemperhatikantigaperinsipasuhankeperawatan, yaitu :
1.    culture care preservation/maintenance, yaituprinsipmembantu,memfasilitasi,ataumemperhatikanfenomenabudayagunamembantuindividumenentukantingkankesehatandangayahidup yang di inginkan.
2.    Culture care accommodation/negatiation,yaitu prisipmembantu,memfasilitasi, ataumemperhatikanfenomenabudaya,yangmerefleksikancara-carauntukberadaptasi,ataubernegosiasiataumempertimbangkankondisikesehatandangayahidupindividuatauklien.
3.    culture care repatterning/restructuring,yaitu :prinsipmerekonstruksiataumengubahdesainuntukmembantumemperbaikikondisikesehatandanpolahidupklienkearahlebihbaik.
Konsepdalam Transcultural Nursing
1)    Budayaadalahnormaatauaturantindakandarianggotakelompok yang
dipelajari, dandibagisertamemberipetunjukdalamberfikir, bertindakdan
mengambilkeputusan.
2)    Nilaibudayaadalahkeinginanindividuatautindakan yang lebihdiinginkan
atausesuatutindakan yang dipertahankanpadasuatuwaktutertentudan
melandasitindakandankeputusan.
3)    Perbedaanbudayadalamasuhankeperawatanmerupakanbentuk yang
optimal daeipemberianasuhankeperawatan, mengacupadakemungkinan
variasipendekatankeperawatan yang dibutuhkanuntukmemberikanasuhan
budaya yang menghargainilaibudayaindividu, kepercayaandantindakan
termasukkepekaanterhadaplingkungandariindividu yang datangdan
individu yang mungkinkembalilagi (Leininger, 1985).
4)    Etnosentrisadalahpersepsi yang dimilikiolehindividu yang menganggap
bahwabudayanyaadalah yang terbaikdiantarabudaya-budaya yang dimiliki
oleh orang lain.
5)    Etnisberkaitandenganmanusiadarirastertentuataukelompokbudaya yang
digolongkanmenurutciri-ciridankebiasaan yang lazim.
6)    Rasadalahperbedaanmacam-macammanusiadidasarkanpada
mendiskreditkanasalmuasalmanusia
7)    Etnografiadalahilmu yang mempelajaribudaya. Pendekatanmetodologi
padapenelitianetnografimemungkinkanperawatuntukmengembangkan
kesadaran yang tinggipadaperbedaanbudayasetiapindividu, menjelaskan
dasarobservasiuntukmempelajarilingkungandan orang-orang, dansaling
memberikantimbalbalikdiantarakeduanya.
8)    Care adalahfenomena yang berhubungandenganbimbingan, bantuan,
dukunganperilakupadaindividu, keluarga, kelompokdenganadanyakejadian
untukmemenuhikebutuhanbaikaktualmaupunpotensialuntukmeningkatkan
kondisidankualitaskehidupanmanusia.
9)    Caring adalahtindakanlangsung yang diarahkanuntukmembimbing,
mendukungdanmengarahkanindividu, keluargaataukelompokpadakeadaan
yang nyataatauantisipasikebutuhanuntukmeningkatkankondisikehidupan
manusia.
10)    Cultural Care berkenaandengankemampuankognitifuntukmengetahuinilai,
kepercayaandanpolaekspresi yang digunakanuntukmebimbing, mendukung
ataumemberikesempatanindividu, keluargaataukelompokuntuk
mempertahankankesehatan, sehat, berkembangdanbertahanhidup, hidup
dalamketerbatasandanmencapaikematiandengandamai.
11)    Culturtal imposition berkenaandengankecenderungantenagakesehatan
untukmemaksakankepercayaan, praktikdannilaidiatasbudaya orang lain
karenapercayabahwa ide yang dimilikiolehperawatlebihtinggidaripada
kelompok lain.






FAKTA DI LAPANGAN
1.    Padasaathamil
•    Suamidariibuhamiltidakbolehmembunuhhewan (katak, kucing, ular, anjing).
•    Orang hamiltidakbolehmakanmakananhasillaut, karenadapatmenyebabkanbauamispada air ketuban.
•    Keinginanibuhamilharus di turutiolehsuaminya.
•    Dianjurkanpadaibuhamiluntukmengerjakantugasrumah (sepertimengepel, nyapu, dll) padasaatumurkehamilannyamenginjak 6 bulankeatas.
2.    Padasaatmelahirkan
•    Tradisiwanitaseringmeneriakkanpadawaktubersalindanmenghindarimenariknafasmelaluimulutkarenaakanmenyebabkan uterus naik.
•    Ketakutanakankecanduanobatdankepercayaanbahwa rasa sakitmerupakanakibatperbuatandosamasalalumembuatsehinggamenahan rasa sakittanpabanyakmengeluhataumemintaobatpenghilang rasa nyeri.
3.    Bayibarulahir
•    Adanyabayi yang barulahirtidak di mandikantetapi di bersihkandaridarahdan air ketubanibu.
•    Setelahmemandikanbayiparaibumemberikanbedakatau talk padatubuhbayi.
4.    Padamasa postpartum
•    Ibumenolakuntukmanditetapilebihmemilihmenyekadirinyadengan alas an untukmenjagakestabilandirisertakerentanankondisidingin.
•    Adanyapantanganmakananbagiibusepertimakandaging, telur, kacang-kacangan .Merekamempunyaianggapanbahwamakanantersebutakanmemperlama proses penyembuhan (akanmenyebabkangatal-gatal,akanmunculnanah)
•    Budayamakanmakanansepertisup,beras, danberasmerah.
•    Setelahmelahirkanbiasanyamenggunakanpengikatperutuntukpencegahanudaramasukkedalam uterus danuntukmempercepatpenyembuhan.


MITOS
1.    Padasaathamil
•    Merekamempercayaikalaumenyiksaataumembunuhbinatangdapatmempengaruhianak yang akandilahirkan, seperticacatfisikatau mental dandanbisamenyerupaibinatang yang dibunuhataudisiksatersebut.
•    Merekamempercayaipadasaatmelahirkanbau air ketubanberbau
amisdan air ketubanmudahpecah.
•    Bilamanakeinginandariseorangibuhamiltidakditurutimakaanak yang akandilahirkanakanmengeluarkan air liurterusmenerus.
•    Merekamempercayaibahwapadausiakandungan yang tua, ibuhamildenganberaktivitastinggiakanmemperlancardanmempermudahkelahiran.
2.    Padasaatmelahirkan
•    Beranggapandenganmenariknafasdalam-dalam, ibuhamilakanmemperolehtenaga yang kuatuntukmengeluarjkansibayinya.
•    Denganbanyakdosamenyebabkansulitnyapersalinandananak yang dilahirkanakanberperilakunakalseperti yang telahdilakukan orang tuanya.
3.    Bayibarulahir
•    Bayi tidak dimandikan karena pada jalannya nutrisi/pusarnya tidak bisa kering.
•    Bayi yangsetelah mandi menggunakan talk supaya bayi tidak mengalami kedinginan,alergi dan harum
4.    Pada masa postpartum
•    Ibu setelah melahirkan tidak mandi sebab menjaga keseimbangan dari tubuh dengan menghindari suasana dingin.
•    Pantangan makan seperti telur, daging, dan kacang-kacangan dapat memperlambat penyembuhan luka jalan lahir.
•    Di sarankan mengkomsumsi sup, beras, atau beras merah untuk mempercepat penyembuhan
•    Digunakan pengikat perut untuk memperlangsing tubuhnya kembali walaupun tak seperti semula.


TEORI
1.    Pada masa hamil suami/istri tidak harus menuruti ataupun menyiksa binatang . Adanya kecacatan disebabkan oleh keadaan kurangnya nutrisi pada saat kehamilan. Kegiatan yang berlebihan akan mempermudah keguguran.
2.    Pada masa melahirkan dengan bernafas dengan mulut dapat menyebabkan banyak bakteri mudah masuk sehingga rentan terkena penyakit yang berasal dari lingkungan. Uterus akan naik bila adanya pemijatan.
3.    Bayi yang baru lahir akan mudah terinfeksi oleh mikroorganisme, sehingga bayi yang lahir wajib di mandikan supaya terhindar dari infeksi. Penggunaan talk dapat menyebabkan alergi bagi bayi sebaiknya tidak usah digunakan.
4.    Pada ibu yang baru melahirkan rentan terkena infeksi dari mikroorganisme bilamana tidak di bersihkan atau mandi. Panatangan makan makanan yang mengandung protein dapat memperlambat penyembuhan luka. Menggunakan pengikat perut dapat menyebabkan sirkulasi darah tidak lancar,mengganggu sistem pencernaan, dan kesulitan bernafas.

OPINI
a.    Pada masa hamil
Adanya hubungan mengenai tidak diperbolehkannya menyiksa binatang ,makan ikan ataupun keinginan dari istri tidak dituruti akan berakibat pada bayi yang akan lahir merupakan hal yang sulit dinalar tetapi tidak menutup kemungkinan sebab masyarakat mempercayai dari peristiwa yang terjadi tetapi dalam hal ilmu kesehatan merupakan kekurangan dari nutrisi/gizi.
b.    Pada masa melahirkan
Hubungan antara bernafas dan nyeri untuk melahirkan bayi merupakan sebuah sugesti yang dapat berakibat menjadi sebuah fkiran ketika melahirkan, padahal bila menggunakan prosedur dan peralatan yang lengkap serta di tangani tenaga medis yang profesional akan menurunkan hal tersebut.
c.    Bayi baru lahir
Bayi yang baru lahir yang berlumuran darah supaya di bersihkan karena dalam darah tidak di ketahui ada mikroorganisme patogen yang dapat menginfeksi bayi. Penggunaan talk juga serti itu karena bayi mempunyai kulit yang lebih sensitif di takutkan dengan penggunan talk dapat menyebabkan alergi.
d.    Pada masa postpartum
Ibu yang baru melahirkan pastinya mengeluarkan cairan tidak sedikit sehingga lebih baiknya bila ibu tersebut dimandikan, agar terhindar dari mikroorganisme. Mengonsomsi makanan seperti telur , daging dan kacanng-kacangan baik untuk mempercepat penyembuhan sebab di dalam makanan tersebut terdapat protein yang besar untuk penyembuhan luka. Biasanya alat untuk memperlangsingkan perut ataupun alat untuk memperkecil ukuran perut sesudah melahirkan yang atau pengikat perut dapat di pakai tetapi jangan terlalu kuat mengikatnya karena dapat membahayakan ibu yang baru melahirkan. Dampat yang terjadi oleh penggunaan pengikat tersebut berupa sirkulasi darah yang kurang lancar, sistem pencernaan yang tidak dapat bekerja sempurna berdampak juga pada uterus .






DAFTAR PUSTAKA
Potter , Perry.2009.Fundamental Keperawatan:Jakarta.SalembaMedika
Anderson,elizabeth T.2006.Keperawatan Komunitas:Jakarta.EGC
Cultural Diversity in Nursing, (1997), Transcultural Nursing ; Basic Concepts and
Case Studies, Ditelusuritanggal29 September 2012dari
http://www.google.com/rnc.org/transculturalnursing

Rabu, 26 September 2012

Pengisap Rokok Mentol Lebih Rentan Terkena Stroke


Washington: Di antara para perokok, orang yang memilih rokok mentol cenderung menghadapi kemungkinan lebih besar untuk terserang stroke ketimbang pengisap rokok non-mentol. Hal itu tampaknya sangat tepat bagi perempuan dan orang Amerika non-Afrika. Demikian hasil sebuah penelitian terbaru di Amerika Utara.
Penulis studi tersebut menyatakan meskipun tak ada rokok yang baik buat kesehatan, temuan itu–yang belum lama ini diterbitkan di Archives of Internal Medicine–menyatakan orang mesti benar-benar menjauhkan diri dari semua rokok bermentol.
“Semuanya memang buruk, semuanya sudah dikatakan, dari perspektif pengurangan bahaya studi ini memberi pendapat untuk menghindarinya–setidaknya–jenis yang bermentol,” kata Nicholas Vozoris, seorang petugas klinik di St. Michael`s Hospital di Toronto, Kanada.
Untuk studi tersebut, Vozoris menggunakan informasi yang diambil dari survei gaya hidup dan kesehatan AS yang mencakup 5.028 perokok dewasa. Survei itu dilakukan dari 2001 sampai 2008.
Secara keseluruhan, sebanyak 26 persen responden mengatakan mereka biasanya mengisap rokok mentol, dan sisanya mengisap rokok tanpa mentol.
Beberapa ahli mengatakan mentol mempermudah orang untuk mulai merokok dan lebih sulit untuk berhenti sebab rasanya menyelubungi kerasnya tembakau.
Di antara pengisap rokok mentol, 3,4 persen mengatakan dalam survei tersebut mereka pernah menderita stroke. Sementara itu, sebanyak 2,7 persen perokok tanpa mentol terserang stroke.
Setelah memperhitungkan jenis kelamin, suku dan usia perokok serta jumlah rokok yang diisap, Vozoris mendapati pengisap rokok mentol memiliki risiko dua kali lipat untuk terserang stroke dibandingkan dengan mereka yang memilih rokok non-mentol.
Perbedaan tersebut sangat jelas pada perempuan dan orang yang melaporkan dari suku selain Amerika-Afrika di dalam survei mereka. Di antara peserta studi itu, stroke tiga kali lebih umum dibandingkan dengan penghisap rokok mentol.
Vozoris mengatakan kepada Reuters Health, studi tersebut tak bisa membuktikan rokok mentol saja mengakibatkan peningkatan risiko stroke, dan bukan perbedaan tak terukur antara penghisap rokok mentol dan tanpa mentol.
Ia menambahkan perempuan dan orang Amerika non-Afrika tampaknya menjadi penyebab kaitan antara rokok bermentol dan stroke. Namun, ia merasa tak yakin mengapa dan studi itu juga tak menjawabnya.
Memilih rokok bermentol tak berkaitan dengan peningkatan risiko tekanan darah tinggi, penyakit paru-paru kronis atau serangan jantung dibandingkan dengan rokok standar.
Gordon Tomaselli, Presiden American Heart Association dan Kepala Kardiologi di Johns Hopkins University School of Medicine, mengatakan menarik bahwa studi tersebut memperlihatkan kaitan antara mengisap rokok bermentol dan stroke tapi bukan dengan tekanan darah tinggi.
Vozoris mengatakan mungkin saja mentol pada rokok memiliki dampak pada pembuluh darah, terutama yang memasok otak.
Menurut US Center for Disease Control and Prevention, mengisap rokok jenis apa pun meningkatkan risiko seseorang terserang sakit jantung sebanyak dua sampai empat kali lipat dibandingkan dengan orang yang tidak merokok.
Tomaselli, yang tak menjadi bagian dari studi itu, menambahkan, “Ini mengingatkan kita bahwa dampak mengisap rokok sangat luas dan itu mempengaruhi sejumlah sistem organ tubuh.”(ANS/Ant)
sumber : liputan6.com

Makanan Jatuh di Lantai, Masih Layakkah Disantap?


Manchester: Apakah makanan yang sudah jatuh di lantai masih layak disantap?
Para peneliti dari Inggris menjawab pertanyaan tersebut. Makanan yang sudah telanjur jatuh di lantai masih bisa dan layak disantap bila belum lebih dari satu menit.
Seperti diwartakan ZeeNews, Jumat (4/5), gagasan bahwa makanan tidak terkontaminasi jika diambil dengan cepat telah diyakini selama bertahun-tahun. Tapi belum ada bukti luas bahwa hal ini terjadi. Manchester Metropolitan University (MMU) menguji lima makanan untuk melihat apakah aturan tiga detik bisa dipercaya.
Roti dengan selai, pasta, ham, biskuit dan buah kering semua jatuh di lantai dan dibiarkan selama interval tiga, lima dan 10 detik. Makanan tersebut dipilih karena mereka adalah makanan yang biasa dimakan dan semua memiliki tingkat aktivitas air yang berbeda. Sebuah faktor kunci dalam kandungan makanan itu akan mempertahankan pertumbuhan bakteri dalam tiga detik sebelum makanan dipungut dari lantai.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa makanan dengan garam tinggi atau berkadar gula, seperti roti dengan selai, lebih aman untuk dimakan setelah dipungut. Hal itu karena kesempatan bakteri berbahaya yang masih hidup pada item tersebut berkurang. Makanan olahan menimbulkan risiko terendah. Umumnya makanan tersebut mengandung kadar tinggi gula dan garam.
“Roti dan selai tidak menunjukkan pertumbuhan bakteri setelah terjatuh di lantai. Hal itu dikaitkan dengan kandungan gula yang tinggi dari membuatnya tidak mungkin untuk mendukung pertumbuhan mikroba,” ungkap Kathy Lees, salah seorang peneliti.
Kedua ham, produk asin, dan roti manis dan selai bernasib juga masih dalam keadaan baik. Ketika diambil dari lantai dalam waktu tiga detik, bahan makanan itu menunjukkan sedikit tanda pertumbuhan bakteri.
Buah kering dan pasta, di sisi lain. Makanan itu menunjukkan tanda-tanda Klebsiella setelah tiga detik. Bakteri yang berpotensi dapat menyebabkan berbagai penyakit seperti pneumonia, infeksi saluran kemih, septikemia, dan kondisi jaringan lunak ditemukan pada makanan yang sudah jatuh ke lantai. (ZeeNews/Vin)

sumber : liputan6.com